Wisata di jogja
memang tidak pernah membuat saya lupa akan keindahan dan keelokannya.
Dari ujung Merapi sampai ke ujung Selatan Parang Tritis, kota pendidikan
ini memang selalu memanjakan saya dan juga teman-teman yang pernah
merasakan dan menginjakkan kaki ke kota pelajar ini. Apalagi jika sudah
membicarakan Malioboro yang merupakan jantungnya kota Jogja ini. Mungkin
ada yang bilang bahwa tidak ke Jogja jika tidak ke Malioboro. Dan
rasanya pepatah tersebut benar adanya.
Daerah
Malioboro ini dimulai dari daerah selatan dari Stasiun Besar Jogjakarta
hingga ke perempatan Kantor Pos Besar. Mungkin sebagian orang akan
bingung dan heran mendengar kata utara, selatan, barat dan timur. Tapi
inilah Jogja, kota dengan banyak ciri khas dan
keunikan tersendiri yang
bisa kita saksikan bersama. Malioboro ini mulai bergerak dan
beraktifitas sejak pagi sekitar pukul 10. Dan pukul 2 pagi wilayah
favorit para wisatawan asing ini mulai sepi dan berhenti beraktifitas.
Saya
sendiri dan juga kadang teman-teman meluangkan seharian penuh hanya
untuk berkeliling di sekitar Malioboro. Pasalnya banyak tempat-tempat
menarik yang bisa dikunjungi kala berada di wilayah jantung kota
Jogjakarta ini. Di Malioboro ini semua barang-barang khas Jogja
unik-unik tersedia disini. Biasanya kalau saya dan teman-teman ingin
mencari oleh-oleh atau suvenir, Malioboro ini pusatnya. Selain
barang-barangnya cukup lengkap, di Malioboro ini kita bisa menawar harga
hingga setengahnya. Dan sensasi inilah yang kadang dicari para
turis-turis domestik.
Di
sepanjang jalanan Malioboro mulai dari daerah Utara (Stasiun Besar
Jogjakarta) hingga ke Selatan (Kantor Pos Besar dan Gedung Agung) dan di
bagian Barat (Kanan) dan Timur (Kiri), kita bisa menemukan berbagai
macam barang unik dan menarik. Mulai dari tas dari rajutan rotan, enceng
gondok, bambu-bambu kecil hingga gerabah yang unik-unik dan menarik.
Ada juga kaos-kaos plesetan khas Jogja yang lucu-lucu dan bisa dijadikan
suvenir untuk teman-teman atau saudara anda.
Selain
barang-barang yang dijual di sepanjang jalan Malioboro tersebut, kita
bisa menuju ke salah satu toko batik terkenal di Jogja, yang bernama
Mirota Batik. Toko batik ini berada di seberang Pasar Gede Bringharjo.
Biasanya saya dan teman-teman berburu aneka batik dan mainan-mainan
tradisional khas Jogja. Banyak batik-batik bagus dan juga keren. Harga
jelas sebanding dengan kualitas batik yang bisa anda temukan disini.
Yang menarik lagi dari Mirota Batik ini adalah rempah-rempah serta jamu
dan juga beberapa aromaterapi tradisional khas Jogja yang harum dan
wangi. Biasanya saya dan teman-teman juga tidak melupakan membeli aneka
barang-barang tersebut.
Puas
berbelanja di Mirota Batik, kita bisa menuju ke bagian paling atas atau
roof top dari toko tersebut. Di area ini terdapat sebuah restoran
dengan memanfaatkan pemandangan khas Malioboro dan juga daerah sekitar
Malioboro yang khas. Ditambah lagi dengan menu-menu makanan mulai dari
bakmi godhog, nasi goreng hingga ke gudeg menjadi teman di kala
menikmati suasana di sekitar Malioboro ini. Biasanya waktu yang asik
untuk menikmati area roof top ini pada saat malam hari. Suasana kota
Jogja dan juga Malioboro yang dipenuhi oleh lampu-lampu yang
berwarna-warni, tentu semakin membuat suasana yang nyaman dan menarik.
Pasar
Gede Bringharjo juga menjadi salah satu tempat yang tidak pernah lepas
untuk dikunjungi. Di pasar tradisional yang sudah memiliki kisah sejarah
tersendiri ini, dijual berbagai macam barang mulai dari pakaian
tradisional seperti batik hingga ke perlengkapan pernikahan khas Jawa
tersedia lengkap. Saya sendiri kalau ke Bringharjo selalu menuju ke
lantai atas. Di sini biasanya dijual aneka barang-barang antik dan
bekas. Mulai dari jam tangan, tape mobil, radio klasik hingga ke
onderdil-onderdil otomotif lengkap dan tersebar di sekitar pasar
Bringharjo ini. Bagi yang gemar dengan barang-barang antik dan klasik, pasar Bringharjo tidak pernah luput dari sasaran dan yang membuat saya
tidak pernah bosan untuk ke Bringharjo adalah menu makanan khas Jogja
seperti Bakmi Jawa, Petis hingga pecel yang benar-benar menggoda.
Menuju
malam, Malioboro tidak pernah sepi akan pengunjung, di kawasan depan
Gedung Agung, biasanya para pemuda-pemudi kumpul dan nongkrong di
sekitar pelataran depan Gedung Agung dan juga Museum Benteng Vredeburg.
Saya dan teman-teman biasanya menyantap jagung bakar dan juga kopi
sembari memotret pemandangan khas Jogja di malam hari. Dan menjelang
pukul 10 malam, biasanya saya bergerak ke Stasiun Besar Jogjakarta
tepatnya di sebelah utara dimana terdapat Angkringan Joss yang Joss Tenan. Kopi hitam pekat yang dipadu dengan arang, semakin menambah nikmat liburan kita di Maliobor Jogja ini.
0 comments:
Posting Komentar