Suasana Ramadhan Lebih Terasa Berkat Posko Ramadhan

Bulan ramadhan merupakan bulan yang di tunggu - tunggu umat muslim di berbagai belahan dunia. Berbagai kegiatan banyak dilakukan dalam bulan di mana di turunkan-nya Al'Quran ini. Umat islam di Indonesia khususnya di Kota Kotamobagu punya tradisi tersendiri dalam menjalani bulan suci ramadhan. Adalah Posko Ramadhan, posko yang di bangun setahun sekali yaitu setiap bulan ramadhan.

Para pemuda di bantu beberapa orang tua berkumpul dan membuat posko ramadhan bersama, biasanya posko di buat satu minggu sebelum bulan ramadhan tapi tidak jarang posko di buat saat ramadhan sudah dua tiga hari berjalan.

Kebersamaan antara pemuda sangat nampak ketika membangun posko ramadhan, mereka mengumpulkan alat dan bahan bersama - sama dan membangun posko juga bersama -sama. Posko ramadhan yang di bangun tidak seperti posko yang di buat polisi saat pengamanan, posko ramadhan seperti sebuah pondok kecil berukuran kira - kira ukuran 3 X 4 Meter, bahan - bahan pembuat posko tidak-lah sulit di dapat karena hanya membutuhkan kayu, seng, bambu dan beberapa lembar triplex untuk dinding.

Posko Ramadhan yang di buatpun merupakan tempat para remaja untuk berkumpul dan berbagi cerita, posko ramadhan juga tidak lepas dari seni dan nilai estetika. Keindahan juga di utamakan dalam membuat posko ramadhan dan hasil karya para pemuda biasanya di upload ke sosial media atau situs sharing foto seperti www.burufly.com untuk di pamerkan agar dapat di lihat banyak orang. Biasanya Pemerintah setempat juga mengadakan perlombaan, dan perlombaan meliputi keindahan dan aktifitas religius di dalam posko seperti tadarus Al'Quran.

Karena di lomabakan, tidak jarang posko ramadhan memakan biaya besar dalam pembuatanya. Tidak tanggung - tanggung anggaran puluhan juta rupiah habis dalam pembuatan satu unit posko ramadhan.

Sebelum berbuka puasa, anak muda atau remaja masjid berkumpul dan menunggu waktu berbuka sambil berbincang, cerita lucu khas opera van java-nya sule dan kawan - kawan banyak di dengar di posko ramadhan, sehingga lapar dan dahaga tidak terasa saat berada di posko.

Setelah selesai melaksanakan ibadah sholat isya, tarawih dan witir beberapa pemuda mulai memenuhi posko dan mulai melaksanakan tadarus Al'Quran. Tapi, ada juga posko yang di dalamnya hanya bermain kartu hearts atau domino, sungguh di sayangkan.

Kedepanya harapan saya, posko ramadhan dapat di awasi pemerintah setempat seperti kepala desa, agar kemeriahan ramadhan tidak hanya di hiasi dengan permainan kartu oleh para pemuda yang maunya bersenang - senang dan mungkin tidak menyadari perbuatan mereka.