Menyebarkan Informasi Dan Mengedukasi Tanpa Harus Menjadi Praktisi Atau Selebriti

Manado Kota Layak Anak, Masihkah ?

Kehidupan atau masa kanak-kanak adalah masa di mana kehidupan di dunia terasa sangat menyenangkan, setiap hari di penuhi dengan bermain, baik itu menggunakan permainan digital ataupun manual tetap rasanya mengasikan. Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat penting, karena di masa ini pribadi dan sikap mulai di bentuk, dan dampaknya akan sangat terasa di masa dewasa nanti.

Manado kota layak anak, masihkah ?
Source : UNICEF
Nah mengingat pentingnya masa kanak-kanak ini, maka di butuhkanlah dukungan lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar dalam mengawasi dan melindungi hak-hak anak dalam mendapatkan kebahagiaan masa kecil. Bukan hanya lingkungan di sekitar anak-anak ini saja yang bertanggung jawab, tapi pemerintah juga punya andil yang besar dalam hal ini, yaitu wajib menyediakan fasilitas sarana prasarana sebagaimana peraturan yang di keluarkan oleh UNICEF, untuk di laksanakan oleh pemerintah, dan dalam hal ini yang bertanggung jawab adalah Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan di teruskan ke pemerintah daerah kabupaten dan kota.

Lalu bagaimana dengan anak-anak di Sulawesi Utara, khususnya daerah perkotaan seperti manado, apakah mereka sudah mendapatkan hak-hak mereka ? menurut saya belum kawan, walaupun Manado mendapatkan penghargaan dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun 2007, tetapi itu tidak menjamin.

Kota layak anak menurut Komisioner Komisi Perlindungan Anak (KPAI) Seto Mulyadi atau yang biasa di sapa Kak Seto adalah pertama, adanya ruang untuk anak tumbuh dan berkembang seperti taman, di manado adakah taman seperti yang di maksud Kak Seto ? belum ada, karena taman yang ada di manado peruntukannya bukan untuk anak-anak, lihat saja arsitekturnya, tidak ada satupun wahana permainan anak yang kita jumpai, yang ada hanya pohon dan bunga. Yang kedua tersedianya pendidikan yang layak kepada anak, bukan hanya pendidikan formal seperti di sekolah, sudahkan manado menerapkannya ? jawabannya belum, karena beberapa waktu lalu saja ada puluhan bahkan mungkin ratusan anak yang mendapatkan pendidikan formalnya di kolong jembatan, apalagi pendidikan non-formal.

Menurut pengamatan blog poguman, sudah banyak anak-anak menghisap tembakau, padahal umur mereka masih belia, setingkat SMP-lah. Melihat mereka rasa-rasanya ga bisa diam, akhirnya memperingatkan mereka adalah jalan yang di tempuh, tapi apa yang mereka katakan dalam bahasa manado "sedang papa kwa baroko apalagi torang" miris memang tapi itulah kenyataannya.

Untuk itu di butuhkan perhatian lebih pemerintah dalam menangani hal tersebut, koordinasi antara instansi pemerintah daerah dan pemerinah pusat harus di tingkatkan, begitupun dengan profesionalisme aparatur. Jangan sampai generasi bobrok tercipta lebih banyak lagi di tanah Sulawesi Utara yang kita cintai ini.

Apakah artikel ini bermanfaat ? Masukan komentar, like atau share

0 comments:

Posting Komentar

 

Blog Direktori

top blogs
blog directory
blog search directory

Resources

Teknologi

<>