Source : http://apoenkreseach.files.wordpress.com |
2
minggu yang lalu, beberapa teman ibu saya datang ke rumah. Ibu-ibu
tersebut adalah rekan guru di sekolah tempat ibu saya mengajar. Mereka
datang bukan untuk mengajar seperti biasanya. Hal ini bukan karena hari
itu adalah hari minggu, tetapi karena sebaliknya mereka berencana untuk
mendapat pembelajaran. Pembelajaran apakah ini?
Beliau-beliau
yang datang, rata-rata berusia lebih dari 30 tahun bahkan ada yang
usianya sudah mencapai kepala 4. Seperti biasa mereka beserta ibu hanya
mengobrol di ruang tamu sampai saya dipanggil keluar oleh ibu saya. Dan
setelah bersalaman, barulah saya tahu apa yang sebenarnya menjadi tujuan
teman-teman ibu saya tersebut. Beliau-beliau berharap saya mengajarkan
tentang cara menggunakan beberapa program komputer seperti Microsoft
Word dan Power Point. Wah sungguh hal yang tidak biasa bagi saya… jika
mengajari adik-adik les mungkin sudah biasa tapi ini mengajari guru..
wah guru di gurui ini namanya.. pikir saya dalam hati sambil tersenyum.
Tapi sebenarnya ini lebih pada membagi pengetahuaan tentang apa yang
belum menjadi kebiasaan bagi para ibu guru tersebut.
Hal
ini bukan tiba-tiba terjadi begitu saja. Ini berhubungan dengan
kebijakan sekolah yang mengharuskan pengoptimalan pembelajaran
menggunakan media IT. Sehingga banyak guru yang sebelumnya “merem” IT,
harus dipaksa “melek” IT. Jadi menurut saya hal yang baik juga bila saya
bisa membantu beliau-beliau.
Kemudian
yang timbul dipikiran saya adalah, sebenarnya tanggung jawab siapakah
generasi guru yang notabenenya telah berusia dan kurang mengenal
penggunaan IT tetapi diharuskan mengikuti perkembangan system pendidikan
yang menggunakan media “ghoib” tersebut. Sebenarnya hal yang sederhana
tetapi memang terjadi dalam kehidupan keguruan. Tak ayal memang hal ini
juga menjadi permasalahan besar bagi mereka untuk lebih meningkatkan
profesionalitasnya
Jadi siapakah yang bertanggung jawab?
Pemerintah kah?
Lebih spesifik, dinas pendidikan kah?
Sekolah kah?
Atau bahkan anak atau mungkin cucu cucu mereka yang bahkan lebih melek IT…?
Kebijakan
untuk meningkatkan profesionalitas melalui perkembangan IT memang tidak
bisa dipandang sebelah mata. Hal ini menjadi sangat penting ketika arus
perkembangan IT semakin masuk dan nyata terasa tidak hanya bagi siswa
tetapi juga pada guru-guru masa kini. Dengan menggunakan teknologi yang
ada, tentunya proses pembelajaran akan jauh lebih berkembang dan efektif
bagi siswa. Media yang menarik dan fleksible bagi seluruh bentuk
materi, menjadikan sarana IT sebagai kunci menuju pintu gerbang
pendidikan masa depan yang lebih baik.
Mari
kita runut dari atas, pemerintah sebagai pembuat undang-undang serta
kebijakan yang berlaku tentunya harus memberikan support yang memadahi
sehubungan dengan peningkatan kopetensi guru di bidang IT. Melalui
pelatihan yang terkordinir baik ditingkat nasional hingga tingkat intern
satuan pendidikan, diharapkan cita-cita peningkatan kualitas yang
berbalut perkembangan IT dapat menjadi kenyataan.
Ketika
kita telah menyadari pentingnya pendidikan bagi generasi guru yang
kurang memahami IT tersebut. Nampaknya jawabnya adalah bisa siapa saja
namun tetap bersumber pada rasa ingin lebih berkembang dari individu
guru itu sendiri. Menjadi seorang guru yang lebih baik bukan lah pilihan
namun lebih sebagai bentuk tanggung jawab, dan menjadi guru yang
“melek” IT adalah peluang yang harus kita wujudkan bersama.(MJD)
Salam hangat pendidikan….
0 comments:
Posting Komentar